Senandung di awal Abad
Oleh: Zaki Permana
Pada setiap permulaan abad,
selalu saja ada yang lahir dan mati,
tapi..tak sembarang lahir dan tak sembarang mati kawan,
yang mati…hilang habis di lamun derasnya arus perubahan,
Baca lebih lanjut
ABRACADABRA, KITA SEMBUNYI
Emha Ainun Nadjib
abracadabra kita tiarap
karena tak ada janji peluru itu
tidak untuk ditembakkan ke jidat kita
abracadabra kita sembunyi
PARLEMEN SETAN
Muhamkad Iqbal
Setan:
Jin-jin mulai mempertunjukkan tari purba mereka
Lihat dunia yang penuh laknat ini, pasir dan debu harapan
Penghuni surga! Lihat Sang Pencipta
Yang menjadikan segala ini dengan firman Kun fayakun!
Sebentar lagi akan menghancurkannya.
Ketiadaan diri
Apakah kau sekadar debu?
Kencangkan simpul pribadimu
Pegang selalu wujudmu yang alit
Betapa keagungan memulas pribadi seseorang
Dan menguji cahayanya di kehadiran suria
Lalu pahatkan kembali rangka lama kepunyaanmu
Dan bangunlah wujud yang baru Wujud yang bukan semu
Atau pribadimu cuma lingkaran asap
Hari Pertama Penciptaan Langit Mencemooh Bumi
Demi nikmat penyatuan dan pelepasan, kehidupan membangun semesta raya ini dan dari desah nafasnya tercipta rumah keajaiban dari siang dan malam.
PERKAWINAN
Betapa bahagia saat kita duduk di istana, kau dan aku,
Dua sosok dan dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku.
Harum semak dan senandung burung ’kan menebarkan pesona
Pada saat kita memasuki taman, kau dan aku.
10 sajak untuk ibu
Ibu, Tamparlah Mulut Anakmu
1
Ibumu adalah ibunda darah dagingmu. Tundukan mukamu, bungkukan badanmu, raih punggung tangan beliau, ciumlah dalam-dalam. Hiruplah wewangian cintanya, dan rasukan kedalam kalbumu. Agar menjadi jimat riski dan kebahagiaanmu.
Sedang Menuju
Tuhan member kita Cinta dan akal
Biar manusia tahu rasa
Karena harus tanggung jawab pada setiap ekspresinya
Dan, jika kau tanya tentang ekspresi cinta padaku
Akan kujawab dengan sedikit politis, puitis, di campur mistis
Cinta adalah kau.
Maka tafsirkanlah hingga gila…
Tahu rasa kau manusia
Kau kira mencintai mudah!
Puncak Iman
Kamu takkan pemah sanggup mendaki sampai ke puncak gunung iman, kecuali dengan satu kata: cinta. Imanmu hanyalah kumpulan keyakinan semu dan beku, tanpa nyawa tanpa gerak, tanpa daya hidup tanpa daya cipta. Kecuali ketika ruh cinta menyentuhnya. Seketika ia hidup, bergeliat,
bergerak tanpa henti, penuh vitalitas, penuh daya cipta, bertarung dan mengalahkan diri sendiri, angkara murka atau syahwat.
Sajak Kebersahajaan
Ingin kuiringi dengan gitar merdu suaramu
Karena begitu indah nampaknya bila iya
Maka dari lubang yang ujung-ujungnya berkilau itu
Nada-nada mengalir lincah dan ceria
Wahai engkau sang pesona
Ambilah kun yang telah kusiapkan untukmu
Pakailah dengan bijak rusuk itu